Saturday, 23 November 2013

KEGUNAAN ALAT BANTU MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karana itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain:
  1. Penggunaan media pengajaran hendaklah dipandang sebagai sebahagian dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan seelok-eloknya.
  2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar.
  3. Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
  4. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya menggunakan suatu media pengajaran.
  5. Penggunaan media pengajaran harus digunakan secara sistametik bukan sembarang mengunakannya.
  6. Jika sekiranya suatu alat bantu mengajar memerlukan lebih dari media, maka guru dapat memanfaatkan multi media yang menguntungkan dan memperlancarkan proses belajar-mengajar dan juga dapat merangsang pelajar dalam belajar.
Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam PBM, yakni:
  1. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
  2. Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
  3. Media pengajaran yang digunakan dapat tindak balas dari pelajar untuk belajar.
  4. Media pengajaran juga harus sesuai dengan keadaan individu pelajar.
  5. Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran pelajar.
Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
  1. Guru harus berusaha dapat ditujukkan atau merupakan model dari suatu isu (isi pelajaran) disampaikan.
  2. Jika objek yang akan ditunjuk tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang diajak ke lokasi objek tersebut.
  3. Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut, usahakan model atau tiruannya.
  4. Bila mana model atau peralatan juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari objek yang berkenaan dengan pelajaran tersebut.
  5. Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar pelajar.
  6. Bila mana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan objek atau bahan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran.
  1. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat perhubung, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
  1. Fungsi atensi,
  2. Fungsi afektif,
  3. Fungsi kognitif,
  4. Fungsi kompensatoris.
  1. Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian pelajar untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran pelajar tidak tertarik dengan isi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang ditunjukkan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
  1. Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap pelajar, misalnya informasi yang berkaitan  masalah social atau ras.
  1. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahawa lambang visual atau gambar memperlancarkan pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
  1. Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahawa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu pelajar yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk membantu pelajar yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perseorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
  1. Memotivasi minat atau tindakan,
  2. Menyajikan informasi,
  3. Memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok pelajar. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para pelajar bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari pelajar hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan pelajar baik dalam diri atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perseorangan pelajar.
  1. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
  1. Memperjelaskan isi kandungan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
  2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:     
  3. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;
b.      Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c.       Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d.      Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
e.       Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
f.       Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
  1. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a.       Menimbulkan kegairahan belajar;
b.      Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
c.       Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
  1. Dengan sifat yang unik pada tiap pelajar ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeza,, sedangkan kurikulum dan isi kandungan pendidikan ditentukan sama untuk setiap pelajar, maka guru banyak mengalami kesulitan bila mana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih  sulit bila latar belakan lingkungan guru dengan pelajar juga berbeza. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
a.       Memberikan perangsang yang sama;
b.      Mempersamakan pengalaman;
c.       Menimbulkan persepsi yang sama.
Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-pelajar tetap merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan moden saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyediakan isi kandungan pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi:
  1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
  2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah lalu pelajar;
  3. Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan dan minta pelajar dengan meningkatnya motivasi belajar pelajar;
  4. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar pelajar;
  5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan pelajar;
  6. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
  7. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu pelajar menemukan seberapa banyak telah mereka belajar;
  8. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang berkala dapat kembangkan;
  9. Memperluas wawasan dan pengalaman pelajar yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;
  10. Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang pelajar butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna.
Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
  1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian pelakar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
  2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh pelajar dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
  3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga pelajar tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
  4. pelajar dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Encyclopedei of Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
  1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh kerana itu mengurangi verbalisme.
  2. Memperbesar perhatian pelajar.
  3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh kerana itu membuat pelajaran lebih mantap.
  4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan pelajar.
  5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinya, terutama melalui gambar hidup.
  6. Membantu tubuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
  7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih baik

No comments:

Post a Comment