Sunday, 29 December 2013

SINDROM ASPERGER


Apa Itu Sindrom Asperger?

Sindrom Asperger juga disebut gangguan Asperger, adalah jenis gangguan perkembangan pervasif (PDD). PDD adalah sekelompok kondisi tertundanya perkembangan keterampilan dasar, terutama kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain, berkomunikasi, dan menggunakan imajinasi.

Meskipun sindrom asperger mirip dalam beberapa hal seperti autisme atau lebih parah dari PDD tetapi ada beberapa perbedaan penting. Anak-anak dengan sindrom asperger kemampuannya berfungsi lebih baik dibandingkan orang-orang dengan autisme. Selain itu, anak-anak dengan sindrom asperger biasanya memiliki kecerdasan normal dan perkembangan bahasa mendekati normal, meskipun mereka mungkin bermasalah dalam mengembangkan komunikasi ketika usia mereka bertambah.


Autisme dan Anak Anda

Setiap anak dengan gangguan spektrum autisme akan memiliki pola individualnya sendiri. Dalam autisme kadang-kadang, perkembangan anak tertunda sejak lahir. Anak-anak dengan autisme berkembang secara normal sebelum tiba-tiba kehilangan kemampuan sosial atau bahasa. Pada beberapa anak, hilangnya bahasa adalah penurunan nilai kemampuan tersebut. Pada anak lain, perilaku yang tidak biasa (seperti menghabiskan berjam-jam menyusun mainan) sangat mendominasi kegiatannya. Orang tua biasanya yang pertama melihat sesuatu yang berbeda pada anak.

Dokter Austria, Hans Asperger, yang pertama kali menggambarkan gangguan Sindrom Asperger pada tahun 1944. Namun sindrom asperger tidak diakui sebagai gangguan yang unik sampai beberapa tahun kemudian. Konsepsi modern sindrom Asperger pada tahun 1981 mulai dipopulerkan, dan menjadi standar sebagai diagnosis pada awal 1990-an.


Apakah Gejala Sindrom Asperger?

Gejala-gejala sindrom Asperger bervariasi dan dapat berkisar dari ringan sampai parah. Gejala umum termasuk:

Masalah dengan keterampilan sosial : Anak-anak dengan sindrom Asperger umumnya memiliki kesulitan berinteraksi dengan orang lain dan sering canggung dalam situasi sosial. Mereka umumnya tidak dapat berteman dengan mudah. Mereka mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan percakapan.
Eksentrik atau perilaku berulang-ulang : Anak-anak dengan kondisi perkembangan yang sangat berbeda dan sering melakukan gerakan yang berulang, seperti meremas-remas tangan atau jari memutar.

Keasyikan atau ritual yang tidak biasa : Seorang anak dengan sindrom Asperger dalam kesehariannya selalu mengikuti ritual yang sama dan ia menolak untuk mengubah kebiasannya tersebut, seperti berpakaian dengan urutan tertentu.

Kesulitan komunikasi : Orang dengan sindrom Asperger mungkin tidak ada kontak mata ketika berbicara dengan seseorang. Mereka mungkin memiliki kesulitan menggunakan ekspresi wajah dan gerak tubuh dan arti bahasa tubuh. Mereka juga cenderung memiliki masalah memahami bahasa dalam konteks tertentu.

Jangkauan sesuai kepentingan : Seorang anak dengan sindrom Asperger dapat mengembangkan kemampuan diri dan mengembangkan diri dalam beberapa bidang, seperti mengingat jadwal olahraga, cuaca, atau peta.

Masalah koordinasi : Tigkahlaku anak dengan sindrom Asperger mungkin tampak kikuk atau canggung.

Terampil atau berbakat : Banyak anak dengan sindrom Asperger adalah sangat berbakat atau terampil dalam bidang tertentu, seperti musik atau matematika.



Apa Penyebab Sindrom Asperger?

Penyebab pasti sindrom asperger belum diketahui secara pasti. Namun, fakta bahwa dalam keluarga menunjukkan kecenderungan gangguan tersebut dapat diwariskan (diturunkan dari orangtua ke anak).


Bagaimana Sindrom Asperger Didiagnosis?

Jika ada gejala, dokter akan memulai dengan melakukan evaluasi riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik. Meskipun tidak ada tes untuk sindrom Asperger, dokter mungkin menggunakan berbagai tes, seperti sinar-X dan tes darah untuk menentukan apakah ada gangguan fisik sehingga timbul gejala tersebut.


Jika tidak ada gangguan fisik ditemukan, anak dapat dirujuk ke spesialis pada gangguan perkembangan anak, seperti psikiater anak dan remaja atau psikolog, neurolog pediatrik, dokter anak, atau profesional kesehatan lain yang dilatih khusus untuk mendiagnosa dan mengobati sindrom Asperger . Dokter mendasarkan diagnosanya pada tingkat perkembangan anak, dan observasi melalui wawancara dan perilaku anak, termasuk bermain dan kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dokter sering mencari masukan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya yang akrab dengan anak.









No comments:

Post a Comment